SUPERVISI DALAM ADMINISTRASI
PENDIDIKAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : FIRAWANSYAH
N I M : 1406103040021
KELAS : 01 / A
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN
2016
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan buku yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Supervisi Dalam Administrasi
Pendidikan”.
Laporan buku ini berisikan tentang informasi dan penjelasan Supervisi dalam Administrasi Pendidikan. Diharapkan laporan buku ini dapat memberikan penjelasan kepada kita semua tentang Supervisi.
Laporan buku ini berisikan tentang informasi dan penjelasan Supervisi dalam Administrasi Pendidikan. Diharapkan laporan buku ini dapat memberikan penjelasan kepada kita semua tentang Supervisi.
Penyusun berterima kasih kepada Ibu Prof. Murniati selaku dosen mata kuliah
Pengantar Manajemen Pendidikan (PMP) yang telah memberikan tugas ini kepada
saya. Saya juga berterima kasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan
moril kepada saya.
Saya
menyadari bahwa laporan buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan laporan buku ini.
Banda Aceh, 24 Mei 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Istilah supervisi baru muncul kurang
lebih tiga dasawarsa terakhir ini. Kegiatan serupa yang dahulu banyak dilakukan
adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Dalam konteks sekolah
sebagai sebuah organisasi pendidikan, supervisi merupaka bagian dari proses
administrasi dan manajemen. Kegiaan supervisi melengkapi fungsi-fungsi
administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian
terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan. Dengan supervisi, akan
memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih mudah, dan hasil yang
lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi mempunyai peran
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut
dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan
faktor penentu keberhasilan.
Seorang supervisor membina peningkatan
mutu akademik yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar
yang lebih baik berupa aspek akademis, bukan masalah fisik material semata.
Ketika supervisi dihadapkan pada kinerja dan pengawasan mutu pendidikan oleh
pengawas satuan pendidikan, tentu memiliki misi yang berbeda dengan supervisi
oleh kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada kepala
sekolah dalam mengembangkan mutu kelembagaan pendidikandan memfasilitasi kepala
sekolah agar dapat melakukan pengelolaan kelembagaan secaraefektif dan efisien.
Rumusan
masalah yang akan dibahas pada laporan buku ini adalah :
1.
Apa pengertian supervisi?
2.
Apa ciri ciri dan sifat
supervisi?
3.
Apa fungsi dari supervisi?
4.
Apa tugas dari supervisi?
5.
Apa tujuan dari supervisi?
6.
Apa peranan dari supervisi?
7.
Apa prinsip-prinsip dari
supervisi?
8.
Apa jenis dari supervisi?
Tujuan
dari penulisan laporan buku ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi
2. Untuk mengetahui ciri dan sifat supervisi
3. Untuk mengetahui fungsi dari supervisi
4. Untuk mengetahui tugas dari supervisi
5. Untuk mengetahui tujuan supervisi
6.
Untuk mengetahui peranan
supervisi
7.
Untuk mengtahui
perinsip-prinsip supervisi
8.
Untuk mengetahui jenis dari
supervisi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey
menyatakan supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki
pengajaran. Dalam Dictionary of
Education, Good Carter memberikan definisi sebagai berikut: supervisi
adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan
petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk
memperkembangkan pertumbuhan guru-guru, menyeleseikan dan merevisi tujuan pendidikan,
bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. Supervisi
merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang
di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif
Seorang
supervisor hendaknya memiliki ciri-ciri pribadi sebagai guru yang baik,
memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses
pendidikan dalam masyarakat, kepribadian yang menyenangkan dan kecakapan
melaksanakan human relation yang
baik. Kecakapannya dalam menggunakan proses kelompok sangat vital, dan dia
harus cakap memimpin kelompok
menurut prinsip-prinsip demokratis,
memiliki kecakapandan keteguhan
hati untuk mengambil tindakan cepat terhadap kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuatnya untuk segera diperbaiki.
Dengan
singkat, disamping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi
administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat menjalankan fungsinya dengan
baik seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat seperti
berikut:
1. Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya.
2. Menguasai/memahami benar-benar rencana
dan
program
yang
telah digariskan yang akan dicapai oleh
setiap lembaga atau bagian.
3. Berwibawa, dan
memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation.
4. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas,
konsekuen, ramah dan rendah hati.
5. Berkemauan keras, rajin bekerja
demi tercapainya tujuan atau program
yang telah digariskan/disusun.
Secara singkat
dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas supervisi
ialah sebagai berikut :
1. Menjalankan aktifitas untuk
mengetahui
situasi
administrasi
pendidikan,
sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang
2. Menentukan syarat-syarat yang
diperlukan untuk
menciptakan situasi pendidikan di sekolah
3. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan.
Atau dengan
singkat
bahwa
fungsi
utama
dari
supervisi
adalah
ditujukan
kepada perbaikan pengajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut
di atas, maka Swearingen memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut :
1. Mengkoordinir semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang
terus-menerus
6. Menganalisis situasi belajar dan mengajar
7. Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota
staf
8. Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Seorang
supervisior dapat dilihat dari tugas
yang dikerjakannya. Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai
supervisor tampak jelas perannya. Sesuai dengan pengertian hakiki supervisi,
maka supervisi berperan atau bertugas memberi support (supporting), membantu
(assisting) dan mengikutsertakan (sharing).
Selain itu macam-macam tugas supervisi pendidikan
yang riel dan lebih
terperinci yaitu :
1. Menghadiri
rapat/pertemuan-pertemuan organisasi-organisasi profesional.
2. Mendiskusikan
tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
3. Mengadakan rapat-rapat
kelompok untuk membicarakan
masalah-masalah umum (common problems).
4. Melakukan
classroom visitation atau class visit.
5. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual
dengan guru-guru tentang masalah-masalah yang mereka usulkan.
6. Mendiskusikan
metode-metode mengajar dengan guru-guru.
7. Memilih
dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.
8. Membimbing guru-guru
dalam menyusun dan
mengembangkan sumber- sumber atau
unit-unit pengajaran.
9. Memberikan
saran-saran atau instruksi tentang bagaimana melaksanakan suatu unit pengajaran.
10. Mengorganisasi
dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi kurikulum.
11. Menginterprestasikan data
tes kepada guru-guru
dan membantu mereka bagaimana menggunkannya bagi perbaikan
pengajaran.
12. Menilai
dan menyeleksi buku-buku untuk perpustakaan guru-guru.
13. Bertindak sebagai
konsultan didalam rapat/pertemuan-pertemuan kelompok lokal.
14. Bekerja
sama dengan konsultan-konsultan kurikulum dalam menganalisis dan mengembangkan
program kurikulum.
15. Berwawancara
dengan orang-orang tua murid tentang hal-hal yang mengenai pendidikan.
16. Menulis
dan mengembangkan materi-materi kurikulum.
17. Menyelenggarakan manual
atau buletin tentang
pendidikan dan pengajaran dalam ruang lingkup bidang
tugasnya.
18. Mengembangkan
sistem pelaporan murid, seperti kartu-kartu catatan kumulatif dan sebagainya.
19. Berwawancara
dengan guru-guru dan pegawai untuk mengetahui bagaimana pandangan atau
harapan-harapan mereka.
20. Membimbing
pelaksanaan program-program testing.
21. Menyiapkan
sumber-sumber atau unit-unit pengajaran bagi keperluan guru- guru.
22. Mengajarkan
guru-guru bagaimana menggunakan audio-visual aids.
23. Menyiapkan
laporan-laporan tertulis tentang kunjungan kelas (class visit) bagi para kepala
sekolah.
24. Menulis artikel-artikel tentang
pendidikan atau kegiatan-kegiatan sekolah/guru-guru dalam
surat-surat kabar.
25. Menyusun
tes-tes standar bersama kepala sekolah dan guru-guru.
26. Merencanakan
demonstrasi mengajar, dan sebagainya oleh guru yang ahli, supervisi sendiri,
ahli-ahli lain dalam rangka memperkenalkan metode baru, alat-alat baru.
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan
secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik dan mengorientasi,
melatih kerja, memimpin, memberi arahan, dan mengembangkan kemampuan personil.
Menurut WHO. 1999. Tujuan dari pengawasan yaitu :
1. Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam tempo yang
diberikan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia.
2. Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para pekerja
kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan dan pemahaman serta mengatur
pelatihan yang sesuai.
3. Memungkinkan para pengawas mengenali
dan memberi penghargaan atas pekerjaan yang baik
dan mengenali staf
yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4. Memungkinkan manajemen bahwa
sumber
yang
disediakan
bagi
pekerja
telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5. Memungkinkan manajemen menentukan penyebab
kekurangan-kekurangan pada kinerja tersebut.
Peran supervisor pembelajaran ada
empat, yaitu :
1. Sebagai koordinator, yaitu
mengkoordinasi
program-program
dan
bahan-
bahan yang di butuhkan untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses
pembelajaran dan harus membuat
laporan mengenai pelaksanaan program- program pembelajarannya.
2. Sebagai konsultan, supervisor harus
memiliki kemampuan sebagai
spesialis dalam masalah kurikulum, metodologi pembelajaran,dan
pengembangan staf,sehingga supervisor dapat membantu guru baik secara
individual maupun kelompok.
3. Sebagai pemimpin kelompok (group
leader), supervisor harus mempunyai kemampuan memimpin, memahami dinamika
kelompok, dan menciptakan berbagai bentuk kegiatan kelompok.
4. Sebagai evaluator,
supervisor dapat memberikan
bantuan pada guru
untuk dapat mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan kurikulum serta
harus mampu mengidentivikasi permasalahan yang di hadapi guru, membantu
melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran.
Prinsip-prinsip supervisi menurut Danim, Sudarman (2011:166)
adalah sebagai berikut :
1. Supervisi memberikan rasa aman
kepada pihak yang di supervisi.
2. Supervisi bersifat konstruksif dan
kreatif.
3. Supervisi bersifat realistis, yaitu di dasarkan
pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
4. Pelaksanaan kegiatan supervisi
bersifat sederhana, dalam makna tidak menyulitkan proses,mengganggu tugas guru,
bahkan melahirkan frustasi.
5. Selama pelaksanaan supervisi terjalin hubungan profesional, bukan
di dasarkan atas hubungan pribadi.
6. Supervisi di dasarkan atas kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak
yang di supervisi.
Menurut Sahertian (2008:20), supervisi
memiliki
prinsip-prinsip
yang
harus
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Prinsip Ilmiah (scientific). Prinsip ini mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh
dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b. Untuk memperoleh data perlu
diterapkan alat perekam data.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan kontinu.
2.
Prinsip
Demokratis
Demokratis
mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan
berdasarkan atas bawahan, melainkan berdasarkan rasa kesejawatan.
3.
Prinsip
Kerja Sama
Mengembangkan
usaha bersama, atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing
of experience, memberi
support mendorong, dan menstimulasi guru sehingga mereka merasa
tumbuh bersama.
4. Prinsip Konstruktif Dan Kreatif
Setiap
guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas jika
supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui
cara-cara yang menakutkan.
Selain empat prinsip supervisi
diatas, juga terdapat prinsip supervisi
menurut Gunawan (2002 : 196) :
1. Prinsip Fundamental/Dasar
Setiap pemikiran, sikap, dan tindakan seorang supervisor
harus berdasar/berlandaskan pada sesuatu
yang kukuh, kuat
serta dapat dipulangkan
kepadannya.
2. Prinsip
Praktis
Dalam pelaksanaan sehari-hari seorang supervisor berpedoman pada prinsip positif dan prinsip negatif.
Prinsip
positif seorang supervisor, antara lain sebagai berikut :
1. Supervisi harus konstruktif dan
kreatif
2. Supervisi harus harus dilakukan
berdasarkan hubungan profesional, bukan berdasar hubungan pribadi.
3. Supervisi hendaknya progresif,
tekun, sabar, tabah, dan tawakal.
4. Supervisi hendaklah dapat
mengembangkan potensi, bakat, dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
5. Supervisi hendaklah senantiasa
memperhatikan kesejahteraan dan hubungan baik yang dinamik.
Sementara prinsip
negatif
seorang
supervisor,
antara
lain
sebagai
berikut :
1. Supervisi tidak boleh memaksakan kemauannya kepada
orang-orang yang disupervisi.
2. Supervisi tidak boleh dilakukan berdasarkan hubungan
pribadi, keluarga, pertemanan, dan sebagainya.
3. Supervisi
hendaknya tidak menutup
kemungkinan terhadap perkembangan dan hasrat untuk maju bagi
bawahannya dengan dalih apapun. Supervisi tidak boleh terlalu cepat
mengharapkan hasil dan mendesak bawahan.
Berdasarkan banyaknya tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh
guru – guru maupun para karyawan pendidikan, penulis berpendapat bahwa supervisi didalam dunia pendidikan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu supervisi umum dan supervisi pengajaran.
Disamping kedua jenis supervisi tersebut kita mengenal pula istilah supervisi
klinis, pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Untuk memperjelas
pengertian dan operbedaan jenis – jenis supervisi tersebut dalam uraian berikut
ini :
1.
Sepervisi
Umum Dan Supervisi Pengajaran
Yang dimaksud dengan supervise umum
adalah supervisi yang dilakukan terhadap
kegiatan-kegiatan atau pekerjaan
yang secara tidak
langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi
terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau
kaontor-kantor pendidikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi
pengajaran adalah kegiatan- kegiatan pengawasan yang
ditujukan untuk memperbaiki kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar
yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.
2.
Supervise
Klinis
Supervise klinis termasuk bagian
dari supervise pengajaran. Dikatakan supervise klinis karena prosedur
pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan dalam
proses belajar mengajar dan kemudian diusahan secara langsung pula bagaimana
cara memperbaiki kelemahan tersebut.
Menurut
Richard Waller memberikan definisi tentang supervise klinis adalah supervise
yang terfokus pada perbaikan siklus yang sistematis dari tahap perencanaan,
pengamatan, dan analisis intelektual
yang intensif terhadap penampilan
mengaar yang sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi rasional.
Didalam
supervise klinis cara memperbaiki dilakukan dengan cara setelah supervisor mengadakan
pengamatan secara langsung
terhadap cara guru mengajar, dengan mengadakan diskusi
balikan antara supervisor dengan guru yang
bersangkutan.
Agar lebih jelas tentang bagaimana
pelaksanaan supervise klinis, La Sulo mengemukakan ciri-ciri supervisi klinis
sebagai berikut :
a. Bimbingan supervisor kepada
guru
atau
calon
guru
bersifat
bantuan,
bukan
perintah atau instruksi.
b. Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui
pengkajian bersama antara
guru dan supervisor.
c. Meskipun guru
atau calon guru
memperguanakan berbagai keterampilan mengajar secara
terintgrasi, sasara supervise
hanya beberapa keterampilan tertentu saja.
d. Instrument supervisi dikembangkan dan disepakati bersama
antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
e. Balikan diberikan dengan segera
secara obyektif (sesuai dengan hasil dari observasi).
f. Meskipun supervisor telah
mengaalisis
dan
mengiterpretasi
data
yang
telah
direkam oleh intrumen observasi, di dalam diskusi balikan guru diminta terlebih
dahulu menganalisis penampilannya.
g. Supervisor lebih banyak bertanya
dan mendengarkan daripada
memerintah atau mengarahkan.
h. Sepervisi berlangsung dengan suasana
inti dan terbuka.
i.
Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi, dan
diskusi atau pertemuan balikan.
j.
Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar
dipihak lain juga digunakan dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam
jabatan.
3. Pengawasan Melekat Dan Pengawasan
Fungsional
Pengawasan melekat ialah suatu kegiatan administrasi dan
manajemen yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja untuk mencegah terjadinya
salah urus dan meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja sesuai dengan kebijakan
mentri pendidikan dan kebudayaan, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
rencana yang telah ditetapkan.
Tujuan pengawasan melekat ialah untuk mengetahui apakah
pimpinan unit kerja dapat menjelaskan fungsi pengwasan dan pengendalian melekat padanya dengan baik sehingga, bila ada
penyelewengan, pemborosan, korupsi, pimpinana unit kerja dapat mengambil
tindakan koreksi sedini mungkin
Sedangkan yang dimaksud dengan pengawasan fungsional adalah
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatannya
sebagai pengawas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Adapun ciri dan sifat supervisi
ada dua yaitu yang bersifat alamiah dan yang bersifat baik. Supervise
juga mempunyai Fungsi dan tugasnya yaitu Koordinator, Konsultan, Pemimpin
Kelompok, Evaluator.
Tujuan supervisi adalah memberikan
bantuan kepada bawahan secara langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang
cukup untuk dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik dan
mengorientasi, melatih kerja, memimpin, memberi arahan, dan mengembangkan
kemampuan personil. Prinsip prinsip dari supervise yaitu: prinsip ilmiah,
demokratif, kerjasama, kontruktif dan kreatif. Sedangkan jenis dari supervisi
ada dua yaitu : supervisi umum dan supervisi pengajaran dan supervisi klinis.
Saya sebagai penulis laporan
buku ini menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyampain laporan saya
ini. Oleh karena itu, guna untuk perbaikan laporan yang akan menjadi lebih baik
dimasa yang akan datang, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya
harapkan. Dan harapan saya, laporan buku saya ini dapat bermanfaat bagi saya
sendiri dan juga kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarman & Khairi. 2011. Profesi
Kependidikan. Bandung : CV. Alfabeta.
Daryanto,
Drs. H. M. 2008. Administrasi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta
Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah
(Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta : PT Rineka Cipta.
Prof. Drs. Piet A. Sahertian. 2008.
Konsep Dasar dan Teknik
Supervisi Pendidikan.
Jakarta : Rineka Cipta.